tugas 4

 Empowerment Stres dan Kelompok

A.    Pengertian Empowerment
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber yang  menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan,  berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris.
Empowerment, merupakan istilah yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowermentsebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment, yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri
Pada intinya bahwa konsep pemberdayaan itu adalah ide tentang kekuasaan. Kemungkinan pemberdayaan tergantung pada dua hal. Pertama, pemberdayaan memerlukan bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak berubah, jika kekuasaan melekat dalam posisi atau masyarakat, maka pemberdayaan tidak mungkin, atau pemberdayaan itu  tidak dapat dikonsepkan dalam cara apapun yang bermakna, jika kekuasaan itu berubah, kemudian pemberdayaan itu mungkin. Kedua, konsep pemberdayaan tergantung pada ide bahwa kekuasaan dapat diperluas (expand). Poin kedua ini merefleksikan pengalaman lazim kita  daripada bagaimana kita berpikir tentang kekuasaan.

B.     Pengertian Stres
Stres menurut Hans Selye (1950) adalah respon tubuh yang sifatnya non  spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang jika mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka ia dikatakan tidak mengalami stres. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres (Hawari, 2011). 

      (*) Sumber-Sumber Stres
Sumber stres selama hidup manusia menurut Sarafino (1990) berasal dari tiga hal yaitu :
a)      Sumber dari dalam diri individu (sources within the person)
b)      Sumber dari keluarga (sources in the family)
c)      Sumber dari dalam lingkungan dan masyarakat (sources in the community and society)

C.     Pengertian Konflik
Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Pada umumnyai istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan peperangan internasional.
Coser mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau dilangsungkan atau dieliminir saingannya.
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya.
Dalam pengertian lain, konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan yang terjadi antar anggota atau masyarakat dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan.

(*) Jenis-Jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik    yaitu:
a)      Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
b)      Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja. Masing-masing individu terjadi persaingan karena mempunyai kepentingan yang berbeda.
c)      Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Konflik ini melibatkan individu dengan kelompok. Apabila ada individu yang tidak bisa memenuhi keinginan kelompok maka ia akan mendapatkan hukuman.
d)     Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiKonflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
e)      Konflik antara organisasi
Contoh di bidang ekonomi dimana Indonesia dan Cina bersaing dalam produk batik. Ini merupakan bentuk konflik, Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisienkarena masing-masing Negara berusaha memproduksi produk dengan harga murah dan berkualitas.

(*) Proses-Proses Konflik
Ada banyak pendekatan yang baik untuk menggambarkan proses suatu konflik antara lain menurut Luthans (2006:140) sebagai berikut:
a)      Antecedent Conditions or latent Conflict
Merupakan kondisi yang berpotensi untuk menyebabkan, atau mengawali sebuah episode konflik. Terkadang tindakan agresidapat mengawali proses konflik. Atecedent conditions dapat tidak terlihat, tidak begitu jelas di permukaan. Perlu diingat bahwa kondisi-kondisi ini belum tentu mengawali proses suatu konflik. Sebagai contoh, tekanan yang didapat departemen produksi suatu perusahaan untuk menekan biaya bisa menjadi sumber frustasi ketika manager penjualan ingin agar produksi ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar yang mendesak.Namun demikian, konflik belum tentu muncul karena kedua belah pihak tidak berkeras memenuhi keinginannya masing-masing. Disinilah dikatakan konflik bersifat laten, yaitu berpotensi untuk muncul, tapi dalam kenyataannya tidak terjadi.
b)      Perceived Conflict
Agar konflik dapat berlanjut, kedua belah pihak harus menyadari bahwa mereka dalam keadaan terancam dalam batas-batas tertentu.Tanpa rasa terancam ini, salah satu pihak dapat saja melakukan sesuatu yang berakibat negatif bagi pihak lain, namun tidak disadari sebagai ancaman. Seperti dalam kasus dia atas, bila manager penjualan dan manager produksi memiliki kebijaksanaan bersama dalam mengatasi masalah permintaan pasar yang mendesak, bukanya konflik yang akan muncul melainkan kerjasama yang baik. Tetapi jika perilaku keduanya menimbulkan perselisihan, proses konflik itu akan cenderung berlanjut.
c)      Felt Conflict
Persepsi berkaitan erat dengan perasaan. Karena itulah jika orang merasakan adanya perselisihan baik secara aktual maupun potensial, ketegangan, frustasi, rasa marah, rasa takut, maupun kegusaran akan bertambah. Di sinilah mulai diragukannya kepercayaan terhadap pihak lain, sehingga segala sesuatu dianggap sebagai ancaman, dan orang mulai berpikir bagaimana untuk mengatasi situasi dan ancaman tersebut.
d)     Manifest Conflict
Persepsi dan perasaan menyebabkan orang untubereaksi terhadap situasi tersebut.Begitu banyak bentuk reaksi yang mungkin muncul pada tahap ini adalah berbagai argumentasi, tindakan agresif, atau bahkan munculnya niat baik yang menghasilkan penyelesaian masalah yang konstruktif.
e)      Conflict Resolution or Suppression
Conflict Resolution atau hasil suatu konflik dapat muncul dalam berbagai cara. Kedua belah pihak mungkin mencapai persetujuan yang mengakhiri konflik tersebut. Mereka bahkan mungkin mulai mengambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya konflik dimasa yang akan datang. Tetapi terkadang terjadi pengacuan(suppression) dari konflik itu sendiri. Hal ini terjadi jika kedua belah pihak menghindari terjadintya reaksi yang keras, atau mencoba mengacuhkan begitu saja ketika terjadi perselisihan. Konflik juga dapat dikatakan selesai jika satu pihak berhasil mengalahkan pihak yang lain.
f)       Conflict Alternatif
Ketika konflik terselesaikan, tetap ada perasaan yang tertinggal. Terkadang perasaan lega dan harmoni yang terjadi, seperti ketika kebijaksanaan baru yang dihasilkan dapat menjernihkan persoalan di antara kedua belah pihak dan dapat mengurangi konflik-konflik yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Tetapi jika yang tertinggal adalah perasaan tidak enak dan ketidakpuasan, hal ini dapat menjadi kondisi yang potensial untuk episode konflik yang selanjutnya. Pertanyaan kunci adalah apakah pihak-pihak yang terlibat lebih dapat bekerjasama, atau malah semakin jauh akibat terjadinya konflik.

D.    Contoh Kasus Yang Berkaitan Dengan Stres

Khawatirkan Pekerjaan, Banyak Karyawan Kehilangan Waktu Tidur
KOMPAS.com-Menurut survei dari 3.200 karyawan yang dilakukan oleh CareerBuilder, setidaknya sekitar satu dari empat karyawan mengatakan, pikiran buruk tentang pekerjaan terjadi sedikitnya sekali dalam seminggu, bahkan bisa lebih.

Survei lain yang dilakukan sebelumnya, yang melibatkan lebih dari 1.400 karyawan di berbagai negara, bahkan menghasilkan angka yang lebih tinggi: tiga dari empat karyawan kehilangan tidur karena masalah pekerjaan.

Peneliti menjelaskan, itu sangat mungkin terjadi karena pekerjaan kerap memberikan tekanan bagi karyawannya, sehingga karyawan sering terjebak dalam kondisi sulit tidur karena pikiran atau stres akan pekerjaan mereka.

Solusi :
Karena kesulitan tidur dapat membuat seseorang lebih sulit untuk mengelola stress maka pentingnya untuk berolahraga, karena jika kita berolahraga secara teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membuat pikiran jauh lebih santai, dan mengurangi risiko stres serta kecemasan. Kemudian dapat memakan ikan, dan mengkonsumsi banyak buahserta sayuran dapat melawan stres.

Sumber:
http://health.kompas.com/read/2016/03/14/200900323/Khawatirkan.Pekerjaan.Banyak.Karyawan.Kehilangan.Waktu.Tidur
                                          Menurut Studi, Kasus Bunuh Diri di Kantor Semakin Tinggi 
KOMPAS.com – Menurut sebuah studi, bunuh diri telah menelan 1 juta korban setiap tahun. Angka tersebut terus menanjak dari waktu ke waktu.
Para peneliti di Bureo of Labor Statistic’s Census of Fatal Occupational Injury melaporkan sebanyak 1700 peristiwa bunuh diri terjadi di tempat kerja atau kantor. Laporan ini berasal dari data tahun 2003 hingga 2010. Selain itu, studi mengimbuhkan bahwa potensi karyawan pria bunuh diri 15 kali lebih tinggi ketimbang karyawan wanita.
Menurut investigasi lebih rinci, para korban bunuh diri mengalami kelelahan dan streskerja yang berkepanjangan. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Rasanya, sudah saatnya perusahaan besar atau kecil yang ada di dunia memperbaiki manajemen waktu dan jumlah pekerjaan yang diberikan pada karyawan. Sebab, tanggung jawab berlebih pada karyawan bisa mengakibatkan mereka merasa tertekan hingga berujung pada depresi.
Solusi :
Untuk mencegah atau mengurangi stres kerja, dapat memakai strategi dengan menciptakan iklim organisasi yang mendukung untuk menghilangkan atau mengontrol penekan tingkat organisasi tersebut. Seperti adanya perubahan struktur dan proses struktural mungkin akan dapat menciptakan Iklim yang lebih mendukung bagi pekerja. Kemudian, memberikan karyawan/pekerja lebih banyak untuk mengontrol waktunyaterhadap pekerjaan yang mereka pegang, seperti memberi kelonggaran waktu untuk mengumpulkan dateline tugas-tugas kerjanya. Sehingga para karyawan/pekerja tidak mengalami stres ataupun depresi atas pekerjaan yang menumpuk di kantornya akibat dateline yang sedikit waktunya. Serta berkurangnya jumlah korban yang bunuh diri.
Sumber:
Peneliti : Kasus Bunuh Diri Tinggi Karena Kelelahan dan Stres Kerja
TRIBUN-BALI.COM - Menurut sebuah studi, bunuh diri telah menelan 1 juta korban setiap tahun. Angka tersebut terus menanjak dari waktu ke waktu.
Para peneliti di Bureo of Labor Statistic’s Census of Fatal Occupational Injury melaporkan sebanyak 1700 peristiwa bunuh diri terjadi di tempat kerja atau kantor.
Laporan ini berasal dari data tahun 2003 hingga 2010. Selain itu, studi mengimbuhkan bahwa potensi karyawan pria bunuh diri 15 kali lebih tinggi ketimbang karyawan wanita.
Menurut investigasi lebih rinci, para korban bunuh diri mengalami kelelahan dan stres kerja yang berkepanjangan. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan “Urusan kondisi mental karyawan tidak bisa dianggap enteng. Sebab, itu berkaitan dengan kinerja mereka sekaligus kesehatan secara menyeluruh. Jika perusahaan tak juga menyikapinya dengan serius, imbasnya pada korban bunuh diri di kantor yang terus meningkat,” ujar Tiesman.
Solusi :
Dari pihak tempat kerja/kantor seharusnya mengevaluasi kegiatan yang ada dan jam kerja yang diterapkan dalam kantor tersebut, sehingga tidak mengakibatkan potensi besar pekerja/karyawan untuk bunuh diri. Namun, para pekerja/karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Karena, dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang pekerja/karyawan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa/terburu-buruKemudian, dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuhnyaagar lebih prima/bugar sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu,untuk mengurangi stres yang dihadapi oleh pekerja/karyawan dapat dilakukan dengan aktivitas yang santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah denganberkumpul bersama sahabat, dan keluarga yang akan memberikan dukungan dan saran-saran bagi diri si pekerja/karyawan tersebut.

Sumber:


II.            Komunikasi Dalam Manajemen

A.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,kelompokorganisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Apabila tidak adabahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Carl I. Hovland, Komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Menurut pendapat tokoh lain, menyebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 4).

B.     Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
1)      Proses Komunikasi secara primerProses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.
2)      Proses Komunikasi secara SekunderProses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

C.     Hambatan Komunikasi
            Hambatan komunikasi antarmanusia yang mungkin terjadi, berupa :
1)      Perbedaan persepsi dan bahasa
Persepsi adalah interpretasi pribadi terhadap suatu hal tertentu. Karena persepsi ini berasal dari interpretasi masing –masing individu, maka mungkin satu orang dengan yang lainnya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu kata dengan cara yang berbeda.
2)      Pendengaran yang buruk
Menjadi pendengar yang baik ternyata bukan suatu hal mudah. Meski cara mendengar yang baik sudah kita pahami, tapi ada kalanya pendengaran kita jadi buruk. Pendengaran yang buruk tidak harus karena gangguan pendengaran di telingan. Pendengaran buruk bisa saja terjadi ketika kita sedang dalam keadaan melamun atau lelah lantaran sedang memikirkan masalah lain. Biasanya, pada kondisi demikian, seseorang akan kehilangan minatnya untuk mendengarkan.
3)      Gangguan emosional
Emosi adalah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi individu secara menyeluruh. Artinya, ketika seseorang sedang merasa marah, sedih, kecewa, takut atau emosi lain, maka ia bisa kesulitan untuk menyusun pesan maupun menerima pesan dengan baik. Meski begitu, tapi sulit pula menghindari komunikasi ketika kita sedang dalam keadaan emosi. Akibatnya, kesalahpahaman pun sering terjadi lantaran gangguan emosional ini.
4)      Perbedaan budaya
Ada kalanya, kita juga perlu berkominikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Dengan adanya perbedaan budaya, maka pola komunikasi yang terjadi juga akan berbeda. Hal ini menjadi suatu hambatan komunikasi yang paling sulit untuk diatasi.
5)      Gangguan fisik
Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu proses komunikasi yang berlangsung. Ganguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak terbaca, cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan fisik dalam komunikasi ini bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam berkomunikasi.

D.    Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif Dalam Organisasi
Komunikasi dapat dikatakan efektif   apa bila komunikasi yang di lakukan dimana pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menundak lanjuti pesan yang dikirim.
Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima.
Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1)      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2)      Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.


E.     Model Pengolahan Informasi Dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
     Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1)      Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa : Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
2)      Limited capacity
3)      Expert
4)       Cybernetic

F.      Model Interaktif Manajer Dalam Komunikasi
1)      Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2)      Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
3)      Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4)      Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5)      Other-orientation



REFERENSI :
Ace, R. Wayne & Faules, Don F.(2001). Komunikasi organisasi : strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Terjemahan oleh Deddy Mulyana. Bandung : Remaja rosda karya 

Munic. (2008). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi Bendung : Alfabeta
Arifin, Anwar. (1998). Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo Persuda.
Robbins, P. Stephen. (2002). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Prehallindo

Komentar

Postingan Populer