review movie anger management
Nama : Putri Nurul Hasanah (18514619)
Riska Hidayah (19514492)
Zenia Zuraini Fatnie Pakaya (1C514665)
Terapi kognitif adalah pendekatan pemberian bantuan yang bertujuan mengubah suasana hati (mood) dan perilaku dengan mempengaruhi pola berpikirnya. Bentuk dari terapi kognitif berupa catatan harian pemikiran disfungsional. Pada dasarnya terapi kognitif bertujuan untuk:
ü Mengenali kejadian yang menyebabkan reaksi yang berupa amarah.
ü Mengenali dan memonitor distorsi-distorsi kognitif yang muncul dalam suatu peristiwa atau kejadian. Kemudian berusaha mencari kebenarannya, yaitu dengan cara mencari hubungan antara kognisi dan afeksi.
ü Mengubah cara berpikir dalam menginterpretasi dan mengevaluasi suatu kejadian dengan cara-cara yang lebih sehat.
Distorsi kognitif bersifat otomatis dan tidak disadari, maka dalam terapi kognitif seseorang diajak untuk mengevaluasi kembali cara berpikirnya dalam menginterpretasi dan mengevaluasi suatu kejadian. Jadi seseorang dilatih untuk mengenali dan menguji apakah cara berpikirnya terhadap suatu kejadian benar dan realistis. Ada beberapa bentuk distorsi kognitif yang biasanya dialami oleh individu, yaitu:
ü Over generalization (terlalu menggeneralisasi)
Mengambil kesimpulan umum dari satu atau sedikit kejadian. Kesimpulan ini kemudian diterapkan secara luas pada kondisi yang sama atau tidak sama. Contoh: seorang suami yang memanggil istrinya untuk membawakan obat dari lantai bawah ke lantai atas tetapi tidak dijawab. Lalu ia mengambil kesimpulan bahwa istrinya tidak mempedulikan dia lagi.
ü Pembesaran (magnification)
Melebih-lebihkan arti atau pentingnya sesuatu hal. Biasanya terjadi bila melihat kesalahan diri sendiri atau kesalahan orang lain. Contoh: suatu kali ada seseorang yang melupakan janjinya, lalu temannya menganggap bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan besar yang tidak dapat dimaafkan.
ü In Exact Labeling (memberi cap secara keliru)
Memberi cap pribadi atau menciptakan suatu gambaran diri yang negatif dan didasarkan pada kesalahan diri sendiri. Ini merupakan suatu bentuk ekstrem dari overgeneralisasi.
ü Pernyataan Harus
Mencoba menggerakkan diri sendiri atau orang lain dengan pernyataan “harus” serta “seharusnya tidak”, seolah-olah diri sendiri atau orang lain harus bertindak sesuai daftar aturan yang tidak fleksibel.
b) Assertivity
Asertivitas adalah perilaku interpersonal yang mengandung pengungkapan pikiran dan perasaan secara jujur dan relatif langsung yang dilakukan dengan mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Seseorang dapat dikatakan berperilaku asertif jika ia mempertahankan dirinya sendiri, mengekspresikan perasaan yang sebenarnya, dan tidak membiarkan orang lain mengambil keuntungan dari dirinya. Pada saat yang bersamaan, ia juga mempertimbangkan bagaimana perasaan orang lain. Keuntungan berperilaku asertif, yaitu mendapatkan apa yang diinginkan dan biasanya tanpa membuat orang lain marah.
Riska Hidayah (19514492)
Zenia Zuraini Fatnie Pakaya (1C514665)
Anger Management
Kali ini kelompok kami akan me-review sebuah film psikologi yang berjudul anger management. sebelum saya membahas tentang film tersebut, ada baiknya reader (sebutan untuk yang membaca blog ini) mengetahui tujuan dari review film tersebut.
1. agar mengetahui masalah psikologis yang terjadi dalam cerita tsb.
2. terapi apa saja yang bisa dilakukan hasil apa yang bisa di terima dari terapi tsb
3. teknik yang digunakan.
selamat membaca :)
Review Film
bercerita tentang kehidupan seorang pria pemalu bernama Dave Buznik (Adam Sandler). Dave bekerja sebagai seorang asisten eksekutif. Semasa kecil Dave adalah orang yang tidak bisa marah ketika dirinya sedang di olok – olok oleh teman – temannya. Sifat yang dimilikinya tersebut tidaklah berubah ketika ia beranjak dewasa. Suatu ketika ia beranjak dewasa, ia tinggal di New York dan bekerja sebagai seorang sekretaris. Ia kini bekerja dibawah tekanan bosnya bernama Frank yang sangat kasar. Namun Dave selalu menerima kekerasan dari Frank karena ia tidak bisa mengungkapkan kemarahannya secara langsung. Sampai suatu saat sang kekasih bernama Linda merencanakan untuk memasukkan Dave pada suatu kelompok dalam hal pengendalian emosi bersama dokter Buddy (Jack Nicholson). Rencana Linda tersebut tanpa sepengetahuan Dave. Linda pun bekerjasama dengan dokter Buddy supaya Dave dapat terlibat dalam permainan yang mereka rencanakan tersebut.
Rencana dimulai dengan melakukan sebuah penerbangan untuk pertemuan bisnis. Tanpa disengaja Dave duduk bersebelahan dengan seseorang yang bernama Buddy Rydell. Selama dipenerbangan tersebut Buddy terus mencoba mengganggu Dave tersebut dengan suara ketawa yang begitu keras. Dave pun menjadi marah ketika seorang pramugari mengacuhkan dirinya yang meminta bantuan kepada pramugari tersebut. Hal tersebut membuat Dave harus dibawa ke pengadilan dan pengadilan tersebut memutuskan supaya Dave mengikuti kelas dokter Buddy terkait pengendalian emosi. Banyak sekali permasalahan yang dihadapi Dave selama mengikuti kelasnya dokter Buddy tersebut mulai dari Dave akan dimasukkan ke penjara sampai diikuti oleh dokter Buddy ke kantornya.
Suatu hari Dave dan dokter Buddy pergi ke Boston dan disana Dave dipertemukan dengan seorang gadis cantik. Dokter Buddy pun menantang Dave untuk mendekati gadis tersebut. Dave pun menerima tantangan tersebut dan berhasil ia membuat gadis itu membawa dirinya ke rumahnya. Tapi ketika wanita tersebut berusaha menggoda Dave, Dave tetap setia dengan Linda. Sepulangnya dari Boston dokter Buddy menemui Arnie temen semasa kecil Dave yang selalu mempermalukan Dave. Disana Dave pun berhasil membalaskan dendam semasa kecilnya.
1. agar mengetahui masalah psikologis yang terjadi dalam cerita tsb.
Dave Buznik (Adam Sandler) adalah pria pemalu, yaang Semasa kecilnya adalah orang yang tidak bisa marah ketika dirinya sedang di olok – olok dan ketika sudah bekerja, dave selalu menerima kekerasan dari Frank (bosnya) karena ia tidak bisa mengungkapkan kemarahannya secara langsung.
lalu suatu ketika Dave pun menjadi marah ketika seorang pramugari mengacuhkan dirinya yang meminta bantuan kepada pramugari tersebut. Hal tersebut membuat Dave harus dibawa ke pengadilan dan pengadilan tersebut memutuskan supaya Dave mengikuti kelas dokter Buddy terkait pengendalian emosi. Banyak sekali permasalahan yang dihadapi Dave selama mengikuti kelasnya dokter Buddy
2. terapi apa saja yang bisa dilakukan hasil apa yang bisa di terima dari terapi tsb
Ada beberapa terapi yang dapat digunakan sebagai salah satu teknik untuk mengelola emosi seseorang, yaitu:
a) Cognitive Therapy
a) Cognitive Therapy
Terapi kognitif adalah pendekatan pemberian bantuan yang bertujuan mengubah suasana hati (mood) dan perilaku dengan mempengaruhi pola berpikirnya. Bentuk dari terapi kognitif berupa catatan harian pemikiran disfungsional. Pada dasarnya terapi kognitif bertujuan untuk:
ü Mengenali kejadian yang menyebabkan reaksi yang berupa amarah.
ü Mengenali dan memonitor distorsi-distorsi kognitif yang muncul dalam suatu peristiwa atau kejadian. Kemudian berusaha mencari kebenarannya, yaitu dengan cara mencari hubungan antara kognisi dan afeksi.
ü Mengubah cara berpikir dalam menginterpretasi dan mengevaluasi suatu kejadian dengan cara-cara yang lebih sehat.
Distorsi kognitif bersifat otomatis dan tidak disadari, maka dalam terapi kognitif seseorang diajak untuk mengevaluasi kembali cara berpikirnya dalam menginterpretasi dan mengevaluasi suatu kejadian. Jadi seseorang dilatih untuk mengenali dan menguji apakah cara berpikirnya terhadap suatu kejadian benar dan realistis. Ada beberapa bentuk distorsi kognitif yang biasanya dialami oleh individu, yaitu:
ü Over generalization (terlalu menggeneralisasi)
Mengambil kesimpulan umum dari satu atau sedikit kejadian. Kesimpulan ini kemudian diterapkan secara luas pada kondisi yang sama atau tidak sama. Contoh: seorang suami yang memanggil istrinya untuk membawakan obat dari lantai bawah ke lantai atas tetapi tidak dijawab. Lalu ia mengambil kesimpulan bahwa istrinya tidak mempedulikan dia lagi.
ü Pembesaran (magnification)
Melebih-lebihkan arti atau pentingnya sesuatu hal. Biasanya terjadi bila melihat kesalahan diri sendiri atau kesalahan orang lain. Contoh: suatu kali ada seseorang yang melupakan janjinya, lalu temannya menganggap bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan besar yang tidak dapat dimaafkan.
ü In Exact Labeling (memberi cap secara keliru)
Memberi cap pribadi atau menciptakan suatu gambaran diri yang negatif dan didasarkan pada kesalahan diri sendiri. Ini merupakan suatu bentuk ekstrem dari overgeneralisasi.
ü Pernyataan Harus
Mencoba menggerakkan diri sendiri atau orang lain dengan pernyataan “harus” serta “seharusnya tidak”, seolah-olah diri sendiri atau orang lain harus bertindak sesuai daftar aturan yang tidak fleksibel.
b) Assertivity
Asertivitas adalah perilaku interpersonal yang mengandung pengungkapan pikiran dan perasaan secara jujur dan relatif langsung yang dilakukan dengan mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Seseorang dapat dikatakan berperilaku asertif jika ia mempertahankan dirinya sendiri, mengekspresikan perasaan yang sebenarnya, dan tidak membiarkan orang lain mengambil keuntungan dari dirinya. Pada saat yang bersamaan, ia juga mempertimbangkan bagaimana perasaan orang lain. Keuntungan berperilaku asertif, yaitu mendapatkan apa yang diinginkan dan biasanya tanpa membuat orang lain marah.
3. teknik yang dilakukan.
Adapun teknik-teknik yang sering digunakan untuk mengelola emosi marah adalah C.A.R.E. menjelaskan keempat langkah tersebut sebagai berikut:
a) Commitment to Change (komitmen untuk mengubah diri)
Langkah pertama dalam mengelola kemarahan adalah komitmen untuk berubah. Individu yang bermasalah dalam hal mengelola kemarahan haruslah mempunyai sebuah komitmen yang kuat untuk mengubah dirinya. Dengan adanya komitmen yang kuat, individu akan semakin termotivasi untuk belajar mengelola emosi marah dan menerapkan teknik-tekniknya dalam kehidupan nyata.
b) Awareness of Your Early Warning Signs (kesadaran akan pertanda kemarahan)Setiap orang memegang kendali pada saat bertindak atas dasar kemarahan. Tidak ada orang yang “meledak” atau “membentak” begitu saja, setiap amarah pasti memiliki tanda-tanda peringatan awal. Tanda-tanda itu bisa bersifat fisiologis, tingkah laku, dan kognitif. Dengan belajar mengenali tanda-tanda peringatan awal kemarahan, seseorang bisa lebih sungguh-sungguh memegang kendali atas tindakan kemarahannya.
Tanda-tanda peringatan awal kemarahan meliputi tiga macam pertanda yaitu:
• Fisiologis: Pertanda fisiologis yang sering muncul antara lain: merasa wajah menjadi panas memerah, aliran darah yang cepat di urat nadi, jantung berdebar-debar, napas menjadi lebih cepat, pendek atau tidak stabil, badan terasa panas atau dingin, leher terasa nyeri, rahang menjadi kaku, otot mengeras dan tegang.
• Tingkah laku : Pertanda tingkah laku meliputi: mengepalkan tinju, gigi menggerutuk, berjalan mondar-mandir dalam ruangan, tidak bisa tetap duduk atau berdiri, berbicara dengan lebih cepat.
• Kognitif: Pertanda kognitif mencakup pikiran-pikiran seperti: dia melakukan itu kepadaku karena dengki, dia melakukan itu dengan sengaja, aku tidak bisa percaya dia melakukan hal itu, tidak ada orang yang bicara kepadaku seperti itu, aku akan menunjukkan kepada dia, hal ini tidak bisa diterima.
c) Relaxation (relaksasi)
Relaksasi dan kemarahan merupakan reaksi yang saling berlawanan. Keduanya melibatkan gelombang otak dan reaksi tubuh yang berbeda, sehingga tidak mungkin terjadi bersamaan. Relaksasi merupakan alat bantu yang ampuh untuk mengurangi stres secara umum, mengurangi kemarahan ketika tanda-tanda peringatan awal kemarahan muncul, dan membantu mereka yang mengalami kesulitan tidur. Dengan melakukan relaksasi setiap hari, setiap individu dapat memperoleh manfaatnya. Ada beberapa bentuk relaksasi, yaitu: relaksasi otot, indera, dan kognitif. Relaksasi otot merupakan relaksasi yang disarankan untuk pemula karena relaksasi ini paling mudah untuk dilakukan.
Emosi, pikiran, dan tingkah laku merupakan tiga hal yang saling mempengaruhi. Siklus perasaan, pikiran dan tindakan saling mendorong dan memperkuat dirinya sendiri. Semakin seseorang memikirkan tentang kemarahannya semakin ia menjadi marah. Hal ini membawanya bertindak atas dasar kemarahannya tersebut. Konsep ini tampak seperti pada gambar berikut:
Setiap individu bisa memotong siklus di atas. Masing-masing individu memiliki kendali atas pikiran dan tindakannya. Dengan mengubah pikiran dan tindakan, seseorang bisa mengurangi kemarahannya. Relaksasi merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan siklus kemarahan dengan mengintervensi pada tingkat tingkah laku.
d) Exercising Self Control with Time Outs (latihan kontrol diri dengan waktu jeda)
Ketika individu mulai menyadari akan tanda peringatan awal kemarahan, sebaiknya individu tersebut segera mengambil waktu jeda. Waktu jeda adalah waktu dimana individu menjauhi situasi atau orang yang memprovokasi kemarahan. Waktu jeda berguna untuk menenangkan diri sehingga individu dapat menangani kemarahan dengan cara yang lebih konstruktif. Selama waktu jeda, sebaiknya individu terlibat dalam suatu kegiatan yang bersifat berlawanan dengan kemarahan, yaitu relaksasi. Ada banyak kegiatan yang merelakskan, seperti berjalan kaki, berlari, olah raga, mendengarkan musik, menelpon teman, mandi, bermain sepatu roda atau pergi ke toko buku. Selama waktu jeda janganlah terlibat dengan hal-hal yang agresif, seperti memukul bantalan latihan tinju atau mengendarai mobil dengan cepat, karena hal itu dapat mempertahankan asosiasi perasaan marah dengan bertindak atas marah itu. Jika individu sudah merasa tenang, maka individu tersebut dapat kembali ke situasi atau orang yang sebelumnya membawanya ke perasaan marah dan membicarakannya dengan baik. Dengan cara ini, orang tersebut tidak merasa dihindari atau diabaikan dengan teknik waktu jeda. Jika individu merasakan adanya tandatanda peringatan marah lagi, maka individu dapat mengambil waktu jeda lagi.
Komentar
Posting Komentar