psikologi & teknologi internet
ASPEK PSIKOLOGI DALAM PENGGUNAAN INTERNET
1. Fenomena identitas diri
REMAJA adalah suatu fase perkembangan dalam kehidupan individu. Pada fase ini individu memasuki periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang di tandai dengan tumbuhnya perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan. Walaupun pada face remaja sedang berada pada masa transisi dan adaptasi sesui dengan kebutuhan psikologis dan tugas perkembangannya, bukan berarti remaja boleh tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya, melakukan sesuatu semaunya, dan memaksa orang lain untuk selalu memaklumi segala tingkah lakunya yang melanggar norma masyarakat. Sebaliknya, masa ini harus dapat dimanfaatkan oleh remaja sebagai tahap pematangan diri dan meningkatkan kualitas diri. Dengan kebijaksanaan dirimu dalam banyak hal, kamu akan memasuki tahap masa hidup berikutnya, yaitu masa dewasa dengan baik.
Pentingnya masa remaja sebagai pondasi kehidupan, remaja harus dapat sadar menghindari berbagai perilaku yang beresiko tinggi, khususnya yang tergolong msalah psikososial. Sering kali masalah-masalah ini membebani kehidupan pada masa remaja. Menurut Erickson, masa remaja adalah masa terjadinya krisis pencarian identitas diri. Pada tahap ini remaja akan berusaha mencari tau siapa diri mereka, apa yang akan remaja lakukan untuk hidupnya, kearah mana remaja akan menjalankan hidupnya, dan bagaimana remaja menjalan hidupnya. Dimana dalam pencarian jati diri remaja akan mengalami perkembangan identitas melalui proses yang panjang dan bertahap. Sering kali dalam pencarian jati diri ini menimbulkan masalah pada diri remaja.
Contoh masalah identitas diri yang terjadi pada masa remaja yang terjadi hingga dewasa yaitu terjadi pada seorang beauty blogger dan Youtuber bernama Em Ford meng-upload foto bare face nya dia di sosial media, alias foto tanpa makeup. Kulit Em memang nampak tidak sempurna, banyak jerawat yang masih meradang dan bekas-bekasnya. Setelah dia upload foto tanpa makeup tersebut, ternyata ada 100.000 orang lebih yang meninggalkan komen di foto Em, dan komentar-komentar yang ditinggalkan terdengar sangat kasar dan menyakitkan.
"I can't even look at her"
"WTF What's wrong with her face?"
"Her face is so ugly"
"She looks horrible"
"You look disgusting"
"MENJIJIKAN"

Sangat berbeda dengan setelah dia mengaplikasikan makeup, langsung berubah 180 derajat. Netizen pun mulai berkomentar betapa cantiknya Em, betapa sempurna makeupnya, betapa flawless kulitnya dengan teknik makeup yang dia miliki, dan betapa mempesona dia.

Tidak cukup sampai situ. Kemudian orang-orang mulai mengejek Em dengan mengatakan dia memakai terlalu banyak makeup, terlalu jelek sehingga butuh pakai makeup, dan banyak komentar negatif lainnya. Bagi mereka, Em masih nampak menjijikan.
Awal bulan Juli ini, Em mengunggah video di Youtube dengan judul "YOU LOOK DISGUSTING" yang hingga kini terus ditonton oleh lebih dari 13 juta orang di dunia.
https://youtu.be/WWTRwj9t-vU
Melalui video tersebut, Em ingin mengajak dan meningkatkan kesadaran seluruh wanita di dunia untuk mencintai dirinya sendiri, merasa secure dengan keadaan diri mereka dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Lalu, aksi #dontjudgechallenge muncul karena orang-orang ingin mendukung Em Ford dalam menghentikan aksi bullying tersebut. Selain itu, apapun yang kita lakukan; orang-orang akan selalu punya sesuatu untuk mengomentari hidup kita. Jadi apa gunanya kita memedulikan perkataan mereka?

2. Aspek demografis dari individu pengguna internet
Gender
Pengaruh gender di internet pada umumnya wanita yang sering bermain dengan internet, misalnya facebook, twitter dan lain-lain. Wanita selalu memposting lebih banyak daripada pria, karena wanita terlalu sensitive pada apa yang sedang terjadi dan sangat emosional. Pada pria lebih cenderung ke forum atau game online. Pria juga senang berjam-jam untuk melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para pria terpengaruh oleh fashion jaman sekarang. Contohnya dari Korea, bisa saja mereka membuat para pria mengenakan fashion itu, tetapi dari sudut pandang wanita fashion itu tidak cocok untuk mereka yang pria jantan, contohnya dari gaya rambut. Jaman sekarang para pria banyak yang mengikuti gaya rambut dari negara luar, padahal gaya rambut itu membuat mereka terlihat seperti wanita. Semakin berkembangnya internet dan globalisasi membuat banyak yang pria seakan-akan menjadi wanita dan wanita seperti pria.
Usia
Internet juga membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu, tidak hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga, bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya.
USIA 4 S/D 7 TAHUN
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine khusus anak-anak.
USIA 7 S/D 10 TAHUN
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.
USIA 10 S/D 12 TAHUN
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.
USIA 14 S/D 17 TAHUN
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orangtua.
Kelompok anak-anak akhir menunjukkan nilai tertinggi pada faktor eksplorasi diri dan pemaparan diri. Kelompok anak-anak akhir ini menyukai pertemanan melalui dunia maya karena mendapatkan banyak teman baru dari interaksi ini. Anak-anak akhir juga menunjukkan perilaku sharing melalui dunia maya yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Kelompok dewasa mempunyai nilai tertinggi pada faktor manajemen impresi dibandingkan kedua kelompok lainnya. Kelompok dewasa muda melakukan lebih banyak pengaturan presentasi diri berdasarkan evaluasi feedback lingkungan kepadanya.
Kelompok dewasa muda dan remaja menunjuk-kan skor yang lebih tinggi pada faktor pertimbangan interaksi dibandingkan dengan kelompok anak. Hal ini terkait aspek perkembangan kognitif yang belum sempurna pada anak-anak dan mengindikasikan perlunya pendampingan orang dewasa dalam interaksi anak-anak dengan dunia maya.
Perbedaan tujuan interaksi, eksplorasi diri dan identitas dapat dijelaskan bahwa anakanak akhir mempunyai tujuan interaksi “bermain”. Anak laki-laki cenderung bermain game online sementara anak-anak perempuan menyukai kegiatan sosialisasi di jejaring sosial dan menjelajah untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan atau dipakai oleh tokoh idola/teman favoritnya. Remaja mempunyai tujuan utama beraktivitas sosial komunikasi. Dewasa muda berinteraksi dengan tujuan sosial komunikasi dan instrumental dengan pertimbangan yang lebih kompleks.
Anak-anak akhir mempersepsi interaksi ini sebagai kegiatan yang “fun.” Remaja mempertimbangkan interaksi ini sebagai aktivitas sosial yang dilakukan demi kepentingan sosial itu sendiri. Kelompok dewasa melakukan pertimbangan lebih seksama dalam memilih aktivitas interaksi. Kelompok anak-anak akhir bereksplorasi identitas dengan mengganti foto (profile picture) secara teratur ataupun menggunakan nama-nama yang disukai agar terlihat “fresh” dan bisa “fit in” dengan lingkungan sosial yang bernilai untuknya. Kelompok remaja bereksplorasi identitas agar terlihat “cool” di lingkungannya untuk kemudian menemukan identitas yang paling sesuai, banyak menggunakan asosiasi BirGing (basking in reflected glory) sebagai cara presentasi dirinya. Kelompok dewasa awal bereksplorasi identitas untuk mengurangi tegangantegangan yang terjadi karena adanya daya tarik menarik antara konsep diri dan pengaruh lingkungan.
Kelompok dewasa awal ini ditemukan paling banyak melakukan multiplicity pada identitas onlinenya, menciptakan manifes-manifes identitas online yang berbeda-beda untuk memfasilitasi kepentingan tertentu.
Budaya
Munculnya teknologi sebagai tuhan baru bagi para manusia komputeris akan membuat hilangnya budaya primordial yang menganggap kesakralan berada di tangan alam dan manusia itu sendiri. Tidak hanya itu, kondisi ‘autis’ para manusia komputeris ini juga membuat mereka tidak lagi peka terhadap kejadian sosial yang menimpa masyarakat lain.
Contoh kasus:
Positif:
Menambah wawasan dan pengetahuan dari berbagai bidang dari seluruh dunia. Bagi para pelajar juga sangat banyak manfaat yang bisa diambil, banyak informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang bisa didapat
di internet, dan tidak diperoleh di bangku sekolah karena keterbatasan waktu mengajar guru. Bukan sekedar prestasi di sekolah yang harus dikejar, hanya semata-mata mengejar nilai bagus di atas kertas, tanpa tahu harus bagaimana kedepannya. Dengan banyaknya wawasan yang didapat dari internet, akan membuka jalan pikiran yang lebih luas dan maju.
Negatif:
Michelle Weil, seorang Psikolog dan pengarang buku terkenal, memberikan contoh konkrit tentang seorang gadis yang dijauhi oleh teman-temannya lalu kemudian menghabiskan waktu untuk mojok berchatting-ria dengan menampilkan karakter yang sangat kontradiktif dengan karakter aslinya. Akibatnya, lama kelamaan ia semakin jauh dengan kenyataaan sosial yang ada, bahkan tidak bisa menerima diri apa adanya. Menurut pakar psikoanalisa terkenal seperti Erich Fromm, kondisi demikian dinamakan neurosis. Kondisi neurosis yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan jiwa yang serius. Michelle lebih lanjut menambahkan, bahaya latennya adalah terbentuknya kepribadian online yang berbeda dengan yang asli.
Kesimpulan
Psikologi komputer masa depan sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Terdapat 2 aspek penggunaan internet yaitu aspek psikologi dan aspek demografis yg meliputi gender, usia dan budaya.
3. contoh kasus kecanduan terhadap internet
Internet Addiction Disorder atau yang lebih sering dikenal kecanduan internet adalah penggunaan secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang kecanduan internet terlihat dari banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online atau bermain internet tanpa peduli bahkan lupa dengan aktivitas lainnya bahkan kehidupan sekitar mereka. Gangguan dalam kecanduan internet meliputi pornografi, judi online, game online chatting dan lain-lain.
1. Jenis-jenis internet Addiction
a. Cybersexual Addiction
Individu yang sering mengunjungi situs dewasa, melihat hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit dan terlihat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar atau file-file khusus orang dewasa.
b. Cyber-Relationship Addiction
Mengacu pada individu yang senang mencari teman secara online. individu tersebut menjadi kecanduan untuk mengikuti layanan chatroomdan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan pertemanna online atau terikat dengan perselingkuhan virtual
c. Net Compulsions
Yang termasuk dalam kategori ini adalah : perjudian online, belanja online, dan perdagangan online
d. Information Overload
Informasi yang tersedia di internet menimbulkan perilaku konfulsif
e. Computer Addiction
Kecanduan internet yang secara terus menerus dapat menimbulkan masalah dalam lingkungan kehidupannya.
Bagaimana cara mengatasi Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet?”
Setelah mengenali ciri-ciri dari penderita gangguan kecanduan internet ini, kita dapat mengenali apakah kita tergolong kedalam penderita gangguan ini atau tidak. Nah, jika kalian tergolong kedalam penderita gangguan kecanduan internet ini jangan kuatir, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara mudah yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan kecanduan internet, yaitu:
a. Mengakui bahwa anda seorang penderita gangguan kecanduan internet
Pengakuan merupakan hal yang paling awal untuk mengatasi suatu gangguan. Biasanya seorang penderita suatu ganguan sangat sulit mengakui bahwa dirinya mengalami gangguan tersebut. Hal ini dapat menghambat dalam mengatasi gangguan itu sendiri, karena jika tidak mengakuinya maka dia tidak mungkin mengambil tahap selanjutnya untuk mengatasi ganguan tersebut
b. Mengetahui penyebab dari gangguan kecanduan internet pada diri sendiri
Sebelum mengatasi gangguan ini, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan kita kecanduan internet. Misalnya, tidak dapat terlepas dari internet karena chatting secara terus menerus atau bermain game on-line secara berlebihan. Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagi kita untuk mengatasinya.
c. Mengetahui dampak buruk gangguan kecanduan internet
Setelah mengetahui penyebabnya kita juga harus tahu dampaknya. Mengapa? Karena dengan mengetahui dampak buruk kecanduan internet kita dapat termotivasi untuk mengurangi penggunaan internet agar terhindar dari dampak buruk tersebut. Banyak sekali dampak buruk yang disebabkan oleh kecanduan internet, misalnya menjadi depresi, antisocial, menyebabkan banyak penyakit fisik, putus sekolah, dan sebagainya.
d. Membatasi penggunaan internet
Hal ini merupakan hal yang paling utama dan merupakan intinya. Percuma saja jika kita mengakui bahwa kita seorang pecandu internet, mengetahui penyebab dan dampaknya namun tidak mengurangi penggunaan internet. Kita harus bisa memilih mana hal yang dapat kita lakukan tanpa menggunakan internet mana hal yang harus kita gunakan dengan internet. Selama kita bisa melakukan sesuatu tanpa menggunakan internet mengapa tidak dicoba, seperti disaat kita membutuhkan hiburan kita masih bisa bermain permainan lain selain game online atau disaat kita ingin mengobrol selama masih bisa bertemu dengan lawan bicara secara langsung sebaiknya kita berbicara face to face dibandingkan lewat chatting atau e-mail.
e. Meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Internet dapat membuat kita menjadi seorang yang apatis. Nah, untuk itu kita harus meluangkan waktu yang lebih dengan orang-orang disekitar kita. Dengan ini kita dapat mengalihkan pikiran kita agar tidak kecanduan dengan internet. Hal ini dapat kita mulai dari lingkukan yang paling kecil yaitu keluarga. Kita dapat menghabiskan waktu kita dengan berbincang-bincang dengan keluarga tercinta untuk mengisi waktu luang kita. Selain mempererat rasa kekeluargaan kita juga dapat terhindar dari kecanduan internet.
Jika tingkat kecanduan gangguan ini sudah parah, maka sebaiknya dikonsultasikan kepada ahlinya. Memang karena gangguan kecanduan internet ini masih tergolong baru, penelitian tentang pengobatannya-pun masih sedikit. Jika kecanduan internet yang diderita seseorang memiliki dimensi biologis, maka obat-obatan anti-depresan atau anti kecemasan dapat digunakan. Beberapa ahli menyarankan penghentian total penggunaan internet, namun ahli lain mengatakan bahwahal tersebut tidak realistis. Sebagai alternative dari menyetop semua aktifitas yang berhubungan dengan internet, Young (1999) memberikan 7 teknik perawatan yang mungkin dilakukan:
1. Praktekkan kebalikannya (Practice the opposite)
2. Penghentian Eksternal (External stoppers)
3. Tetapkan goal (Setting Goals)
4. Kartu-kartu Pengingat (Reminders Card)
5. Inventori Personal (Personal inventory)
6. Dukungan Sosial (Social support)
7. Terapi Keluarga (Family therapy)
Berdasarkan sumber juga disebutkan bahwa “Terapi dapat memberikan Anda dorongan yang kuat untuk mengontrol penggunaan internet. Misalnya Terapi Kognitif Perilaku (Cognitif Behavioral Therapy = CBT)”. Terapi Kognitif Perilaku (CBT) telah menjadi metode yang berguna dan efektif untuk menangani gangguan kompulsif seperti gangguan ledakan emosi, judi patologis, trichotillomania. CBT juga efektif untuk menanggulangi kecanduan obat, gangguan emosional dan gangguan makan.
sumber
http://www.xiaovee.com/2015/07/trending-topic-jangan-ikut-ikutan.html
http://purpledimesiongirls.wordpress.com/tag/internet-addiction-disorder/
Komentar
Posting Komentar